ANSOR

ANSOR
Ky.Muhammad Zubaidi Bin KH.Muhamamd Zen

Kyai Muhammad Zubaidi Zen dilahirkan pada tanggal 10 April 1951 di dukuh Karanganyar Lor desa Karangdadap Kecamatan Karangdadap, masa kanak kanak dan remaja beliau sangat gigih mencari ilmu agama dari pesantren satu ke pesantren lainya, yang paling lama (15 tahun ) di Pondok Pesantren " Al Falah "  Lirboyo Kediri Jawa Timur. (teman sekamar) Mbah K.H.Dimyatie Ro`is Pimpinan Pondok Pesantren Al Fadlu Kaliwungu Kendal.


Beliau adalah salah satu tokoh dari beberapa tokoh yang berjasa di Karangdadap, tentu saja sebagai generasi penerus dari tokoh tokoh terdahulu.

Sepulangnya dari Pondok Pesantren Lirboyo Jawa Timur, beliau diminta oleh K.H.Nahrowi (Pengasuh Pondok Pesantren Ribatul Muta`alimin) Landungsari Pekalongan untuk membantu menjadi salah satu pendidik di pondok tersebut, sebagai santri yang taat pada kyainya beliaupun Sam`an Wa To`atan (siap dan menyanggupinya) karena sebelum beliau nyantri di Lirboyo, beliau lebih dulu nyantri di pondok Ribatul Muta`alimin selama kurang lebih 6 tahun.
Kyai Zubaidi Zen banyak berkiprah dalam  masyarakat, baik di desa Karangdadap maupun diwilayah kecamatan Karangdadap secara umum sebagaimana yang tertulis diatas, beliau menduduki jajaran kepengurusan Syuriyah MWC NU Karangdadap, sebagai Ketua Dewan Syuro DPAC PKB Kecamatan Karangdadap, sebagai BADKO (Badan Koordinasi) Madin dan TPQ Kec.Karangdadap, sebagai Ketua MUI Kecamatan Karangdadap sekaligus jajaran Pengurus Cabang MUI Kabupaten Pekalongan 

Kyai Zubaidi Zen di mata masyarakat desa Karangdadap
  1. Orang yang arif dan bijaksana dalam menghadapi masyarakat terutama bila terjadi perbedaan pandangan baik dalam Kemasjidan maupun Kemadrasahan (MIS Karangdadap, seperti pada saat di dukuh guntur akan membangun masjid, sementara di desa karangdadap sudah ada masjid di dukuh Karanganyar, untuk mempersatukan umat beliau menggagas adanya Halal bi Halal masyarakat desa Karangdadap yang ditempatkan secara bergantian antara masjid Karanganyar (1) dan masjid Guntur (2) hingga sekarang 
  2. Pada saat "Jayanya Batik" karena MIS Karangdadap kekurangan lokal, beliau membantu hampir 90% biaya pembangunan tambah lokal satu kelas.
  3. Gigih dalam rangka melestariakan terlaksananya ajaran Ahlussunah Wal Jama`ah serta kegiatan ke NU an di masyarakat, terbukti dengan mendirikan Jam`iyyah "Nahdlatus Suban" sebagai wadah generasi muda NU yang tidak mau aktif di organisasi badan otonom NU seperti IPNU-IPPNU dan GP Ansor

Beliau adalah orang yang sangat menginginkan kemajuan NU baik secara Kultur (jama`ah) maupun organisasi (jam`iyyah) di desa Karangdadap, hingga meninggalnya hal ini belum terwujud terutama NU secara Jam`iyyah, oleh karenanya beliau berharap cita cita tersebut ada yang mewujudkanya terutama bagi generasi muda NU di desa Karangdadap
Beliau meninggal pada hari SABTU PON tanggal 6 Nopember 2010 jam 18.10 WIB dalam perjalanan ke Rumah Sakit Siti Khotijah, dimakamkan pada hari AHAD WAGE tanggal 7 Nopember 2010 dalam usia 59 tahun.
Masyarakat Karangdadap pada saat itu merasa sangat kehilangan karena beliau adalah satu satunya sesepuh NU yang tersisa dan merupakan harapan seluruh warga Nahdliyyin setelah meninggalnya K.H.Wasi`in bin Wasadi beberapa bulan yang lalu, mereka berdua sama sama kader NU yang senantiasa memperjuangkan kepentingan masyarakat wilayah kecamatan Karangdadap melalui jalur Jam`iyyah (organisasi masyarakat) maupun jalur politik (Parpol yang berafiliasi dengan NU)

Semoga semua amal perbuatanya beliau senantiasa diterima Allah SWT, dosa, kekhilafan  dan kesalahan,  mendapat Maghfiroh  dan di alam barzah ditempatkan di Pertamanan  SURGA Nya,  Amien ya Robbal `Alamien. (Abu Amjada).

*********

Tidak ada komentar:

Posting Komentar